Senin, 24 November 2008

Pendahuluan Dan Latar Belakang

Teknologi Wireless LAN menjadi sangat popular saat ini di banyak applikasi. Setelah evaluasi terhadap teknologi tersebut dilakukan, menjadikan para pengguna merasa puas dan meyakini realiability teknologi ini dan siap untuk digunakan dalam skala luas dan komplek pada jaringan tanpa kabel. Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Sinyal radio menjalar dari pengirim ke penerima melalui free space, pantulan, difraksi, Line of Sight dan Obstructed LOS. Ini berarti sinyal radio tiba di penerima melalui banyak jalur (Multipath), dimana tiap sinyal (pada jalur yang berbeda-beda) memiliki level kekuatan, delay dan fasa yang berbeda-beda. Awalnya teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan, namun sekarang Wireless LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peer dalam ruangan dan juga point to point diluar ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge. Wireless LAN di desain sangat modular dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa di optimalkan pada lingkungan yang berbeda. Dapat mengatasi kendala geografis dan rumitnya instalasi kabel.

FREKUENSI
Frekuensi yang dipakai adalah 2.4 Ghz atau 5 Ghz yakni frekuensi yang tergolong pada ISM (Industrial, Scientific, dan Medial). Dalam teknologi W LAN ada dua standar yang
digunakan yakni :
1. 802.11 standar indoor yang terdiri dari :

a. 802.11 2,4 GHz 2 Mbps
b. 802.11a 5 GHz 54 Mbps
c. 802.11a 2X 5 GHz 108 Mbps
d. 802.11b 2,4 GHz 11 Mbps
e. 802.11g 2.4 GHz 54 Mbps
f. 802.11n 2,4 GHz 120 Mbps

2. 802.16 standar outdoor salah satunya adalah WiMAX (World Interoperability for Microwave Access) yang sedang digodok penggunaannya di Indonesia. Frekuensi 2,4 Ghz mempunyai 14 kanal dalam lebar pita frekuansi 84,5 Mhz. Agar dapat saling berkomunikasi, setiap peralatan wireless harus mengunakan channel yang sama. Pengguna dapat mengatur nomor channel saat melakukan instalasi.

TOPOLOGI
Topologi LAN Kabel

LAN tradisional menghubungkan PC ke komputer lainnya yang juga menghubungkan ke file server, printer, dan perangkat jaringan lainnya dengan menggunakan kabel atau fiber optik sebagai media transmisi. Wireless LAN memungkinkan workstation untuk berkomunikasi dan mengakses jaringan dengan menggunakan propagasi radio sebagai media transmisi. Wireless LAN bisa menghubungkan LAN kabel yang telah ada sebagai sebuah extensi atau menjadi basis dari jaringan baru. W LAN sangat mudah beradaptasi artinya dapat dirancang untuk lingkungan dalam ruangan dan juga untuk luar ruangan seperti menghubungkan gedung-gedung kantor, lantai produksi, rumah sakit dan Universitas. Dasar dari blok wireless LAN disebut dengan Sel. Sel adalah area yang dicakupi oleh Komunikasi Wireless. Areal cakupan ini tergantung pada kekuatan propagansi signal radio dan tipe konstruksi dari penghalang, partisi dan atau karakter fisik pada lingkungan dalam ruangan. PC Workstation, notebook, laptop, dan PDA dapat bergerak dengan bebas di dalam areal sell.

Setiap sel Wireless LAN membutuhkan komunikasi dan traffic management. Yang mana hal ini dilakukan oleh Access Poin (AP) yang mengatur komunikasi pada setiap wireless station pada areal cakupan. Station juga saling berkomunikasi satu dengan lainnya melalui AP, jadi proses komunikasi antar station dapat di sembunyikan antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini AP berfungsi sebagai relay.

AP juga dapat berfungsi sebagai brigde yakni penghubung antara wireless station dan jaringan kabel dan juga dengan cell wireless lainnya.

ROAMING
Jika ada beberapa area dalam sebuah ruangan di cakupi oleh lebih dari satu Access Poin maka cakupan sel telah melakukan overlap. Setiap wireless station secara otomatis akan menentukan koneksi terbaik yang akan ditangkapnya dari sebuah Access Poin. Area Cakupan yang Overlapping merupakan attribut penting dalam melakukan setting Wireless LAN karena hal inilah yang menyebabkan terjadinya roaming antar overlapping sells.

Roaming memungkinkan para pengguna mobile dengan portable station untuk bergerak dengan mudah pada overlapping cells. Roaming merupakan work session yang terjadi ketika bergerak dari satu cell ke cell yang lainnya. Sebuah gedung dapat dicakupi oleh beberapa Access Poin. Ketika areal cakupan dari dua atau lebih access poin mengalami overlap maka station yang berada dalam areal overlapping tersebut bisa menentukan koneksi terbaik yang dapat dilakukan, dan seterusnya mencari Access Poin yang terbaik untuk melakukan koneksi. Untuk meminimalisasi packet loss selama perpindahan, AP yang lama dan AP yang baru saling berkomunikasi untuk mengkoordinasikan proses.

Load Balancing
Area cakupan dengan banyak pengguna dan traffik yang padat membutuhkan multi struktur sel. Pada Multi Struktur Sel, beberapa AP digambarkan pada area yang sama untuk membangun sebuah arael cakupan untuk menghasilkan throughput secara aggregat. Sebuah station yang berada di dalam sebuah coverage area sacara otomatis mengasosiasikan diri dengan AP yang memiliki kualitas signal terbaik. Station akan terkoneksi dengan AP dengan pembagian yang seimbang pada semua AP. Efisiensi akan didapatkan karena semua AP bekerja pada load level yang sama. Load Balancing juga dikenal dengan Load Sharing.

Media Access
Wireless LAN menggunakan algoritma CSMA (Cariier Sense Multiple Access) dengan mekanisme CA (Collision Avoidance), sebelum sebuah unit memulai transmisi. Jika media kosong dalam beberapa milidetik maka unit dapat melakukan transmisi untuk waktu yang terbatas. Jika media sibuk atau padat, unit akan menunggu dengan random time sebelum mencoba lagi. Keuntungan dari CSMA adalah kesederhanaan. Hardware dan Software yang di implementasikan lebih sederhana, cepat dan tidak mahal dari pada hardware dan software yang diimplementasikan yang lebih kompleks.

Menghindari Tabrakan Data
Untuk menghindari terjadinya tabrakan data, setiap stasiun akan mentransmisikan frame RTS (Request To Send). Access Poin mengirim balik frame CTS (Clear To Send) untuk memulai transmisi data. Frame ini termasuk waktu saat stasiun mulai di transmisikan. Frame ini akan diterima oleh semua station dalam sel, memberitahukan bahwa ada unit yang akan ditransmisikan selama X milidetik, jadi yang lain tidak bisa melakukan transmisi walaupun media transmisinya terlihat kosong.


Bahan-bahan yang diperlukan:

1. Wajan bolic diameter 40cm (makin besar makin baik)

2. Pipa paralon 3 inci

3. Tutup pipa paralon 3 inci

4. Lakban almunium (di toko matrial / toko buku )

5. Mur dan baut (ukuran disesuaikan)

6. Kabel utp (10-20m)

7. Kabel USB fungsinya sebagai extender (memperpanjang kabel ke antena ke usb)

8. USB wi-fi

Peralatan pendukung pembuatan:

1. Bor listrik lengkap dengan mata bor dari yang kecil hingga besar

2. Cutter

3. Gergaji paralon

4. Meteran + penggaris besi

5. Solder dan timahnya

6. Tang (yang bisa memotong kabel atau tembaga)

7. Palu

8. Obeng kembang

Rumus mencari jarak Fokus

Fw = Dw² / 16dw

FW = Frukeuensi

Dw = Diameter Wajan bolic

dw = Kedalaman dari pusat wajan bolic

Lihat gambar berikut untuk memperjelas:

cara-mencari-jarak-fokus.jpg

Cara pembuatan:

1. Buatlah lubang di pusat wajan untuk pengerat antara paralon yang berisi USB Wi-Fi.

Bisa dengan bor listrik atau yang lainnya.

2. Ambil 1 dari dua tutup pipa paralon, lalu lubangi ditengahnya. Tutup paralon dan wajan dari langkah 1 diatas tersebut akan dieratkan dengan mur menjadi satu seperti terlihat pada gambar:

wajantutup_paralon.jpg

3. Hitunglah Frukensi yang anda inginkan seperti rumus diatas. Ini akan menentukan jarak antara pusat Wajan Bolic ke USB Wi-Fi anda. Kita asumsikan disini bahwa panjang paralon yang kita miliki adalah 40 Cm dan jarak antara usb wi-fi dengan pusat wajan bolic adalah 30 cm.

4. Ambil pipa paralon, lalu buatlah lubang kecil pada jarak 30cm dari ujung yang satu ke yang lain. Ukuran lubang tersebut disesuaikan, agar ujung USB Wi-Fi yang kita miliki pas dengan lubang tersebut.

5. Masukan USB Wi-Fi anda kedalam pipa paralon tersebut, lalu colokkan ujung USB Wi-Fi tersebut dengan kabel USB extended.

6. Pada bagian luar pipa. Lapisilah pipa tersebut dengan lakban alumunium, mulai dari ujung pipa yang paling dekat dengan USB Wi-Fi sampai bagian pipa yang sejarak dengan diameter Wajan. Lapisi juga bagian penutup paralon yang satu (yang tidak dilubangi) dengan lakban alumunium.

Untuk Lebih Jelasnya lihat gambar :

wajan-bolic-tampak-samping-kiri.jpg

7. Tutup 2 Ujung paralon tersebut dengan masing- masing penutup paralon.

8. Paralon pun siap dipasang dan digunakan.

Anda mungkin bertanya, apa sebenarnya fungsi kabel UTP yang kita persiapkan? Toh tidak dibahas pada langkah-langkah diatas. Pertanyaan bagus!!! Kabel UTP digunakan untuk memperpanjang kabel USB Extender. Timbul pertanyaan lagi? Bagaimana memanggunakannya? Sedangkan kabel USB terdiri dari 4 Kabel didalamnya dan Kabel UTP terdiri dari 8 Kabel?

Ini merupakan solusi yang ada agar kita bisa menghemat biaya pembuatan. Secara gitu kabel USB yang dibutuhkan begitu panjang, dari ujung rumah kita yang bertingkat-tingkat (misalnya) sampai kepada komputer kita yang ada di basement (misalnya lagi :D), maka akan sangat menyita uang kita. Salah satu solusi adalah dengan menyambungkannya dengan kabel UTP yang lebih terjangkau.

Caranya adalah sambungkan 4 kabel USB ke 8 Kabel UTP dengan format seperti berikut ini:

(UTP) Putih Biru -> Putih (USB)

(UTP) Hijau -> Hijau (USB)

(UTP) Orange+Putih Orange -> Merah (USB)

(UTP) Putih Hijau+Biru+Putih Coklat+Coklat -> Item (USB)

Lihatlah gambar berikut

kabel-usb-extender-15meter.jpg

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Wassalam